Rabu, 09 Maret 2011

Cisomang Bridge In Action


Jembatan Cisomang berlokasi di Desa Cisomang, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Jembatan ini digunakan untuk menghubungkan kota Bandung dengan kota Jakarta. Jembatan Cisomang baru diresmikan penggunaannya oleh Presiden Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputeri pada 3 Agustus 2004. Jambatan Cisomang baru tersebut merupakan pengganti dari jembatan Cisomang lama yang telah berusia 100 tahun lebih. Jembatan Cisomang lama masih berdiri di samping jembatan Cisomang baru.

Jembatan Cisomang lama dibangun pada tahun 1894 dengan panjang 230 meter dengan ketinggian hampir 100 meter dari dasar sungai Cisomang. Jembatan Cisomang lama bercirikan pilar besi baja yang menjulang tinggi, dengan pondasi beton tertanam 3 meter lebih di kedalaman tanah. Jembatan Cisomang, yang merupakan jembatan kereta api yang tertinggi di Indonesia yang masih aktif digunakan.

Karena Pemerintah Republik Indonesia menganggap jembatan Cisomang lama sudah terlalu tua dan tidak layak lagi untuk terus digunakan untuk lalu lintas kereta api maka pada tahun 2000 mulai dibangun jembatan Cisomang baru sepanjang 243 meter yang dikerjakan oleh para ahli konstruksi jembatan kereta api dari Voesp MCE (Austria). Jembatan Cisomang baru juga sudah disiapkan untuk jalur ganda kereta api antara stasiun Cisomang dengan stasiun Cikadongdong. Jembatan Cisomang baru menggunakan konstruksi rangka baja yang melengkung ke atas.



Minggu, 06 Maret 2011

Tedi Ixdiana : Buka Jalur di Filipina

MENAKLUKKAN tebing yang belum pernah dijamah orang tentunya sangat tidak mudah. Namun, hal itu justru menjadi tantangan tersendiri bagi seorang pemanjat tebing profesional, Tedi Ixdiana.

"Mungkin karena pada dasarnya senang manjat, jadi ada kepuasan sendiri waktu berhasil membuat jalur pemanjatan di sebuah tebing," ujar pemegang rekor tercepat memanjat tebing Gunung Parang Tower III Purwakarta, dengan catatan waktu 120 menit (tahun 1993) ini.

Menurut cowok kelahiran Bandung, 22 September 1971 ini, sebenarnya banyak sekali pemanjat tebing di Indonesia. Tapi, tidak semua pemanjat selalu membuat jalur baru. "Padahal, banyak tebing yang belum punya jalur pemanjatan," katanya.

Atas dasar itu, Tedi bersama Skygers berinisiatif membentuk program "Menuju 1.000 Jalur Panjat Tebing untuk Indonesia". "Tebing ini sebenarnya bukan cuma tebing gunung, tapi ada juga yang di tengah laut atau pinggir laut. Inti dari program ini bukan masalah 1.000 jalur, melainkan semangat membuka seribu jalurnya itu," ungkap cowok gondrong ini.

Tidak cuma tebing di Indonesia yang berhasil ditaklukkan Tedi. Di Brunei, Tedi tercatat sebagai pembuka jalur pertama tebing Batu Pahang. Jalur tersebut diberi nama Sultan Brunei OO1 pada tahun 2008.


Kemudian di Filipina, Tedi dinobatkan sebagai warga negara luar pertama yang membuat jalur di Montalban dan jalurnya diberi nama "Jalur Indonesia".




Diakui Tedi, kecintaannya terhadap panjat tebing bermula dari kekagumannya terhadap gambar-gambar bernuansa manjat. Saat itu, Tedi masih duduk di bangku SMA. Untuk menyalurkan ketertarikannya terhadap dunia memanjat, Tedi pun mulai melibatkan diri dalam kegiatan panjang tebing, gunung ataupun kegiatan alam lainnya.

Pada tahun 1989, Tedi kemudian mulai bergabung dengan sekolah panjat tebing Skygers dan tercatat sebagai angkatan 8. "Setelah ikut sekolah panjat, ternyata saya baru sadar kalau memanjat itu bahaya. Jadi, panjat tebing itu harus didampingi. Dan yang paling penting lagi, harus tahu sistem keamanan dulu," kata Tedi.

Jiwa petualangan yang dimiliki membuat Tedi selalu tertantang untuk terus menaklukkan tebing curam yang dihadapinya. Di dunia petualangan panjat tebing, khususnya di Indonesia, nama Tedi Ixdiana sudah sangat dikenal. Hal itu karena kepiawaiannya dalam membuka jalur pemanjatan baru.

Selain target menyelesaikan 1.000 jalur untuk Indonesia yang sedang dijalaninya, Tedi pun punya ambisi lain, yaitu membuka jalur di Vietnam. Sisi heroik Vietnam yang sudah dikenal dunia, menjadi tantangan bagi Tedi untuk mengukirkan namanya di negara tersebut.

"Untuk ke Vietnam, tahun ini ada peluang untuk ke sana. Kita lihat saja nanti apakah akhir tahun ini keinginan itu bisa terwujud atau tidak," ungkapnya.

Hal lain, Tedi ingin sekali membuat buku tentang jalur panjat tebing di Indonesia. Hanya saja, karena tidak punya keahlian menulis dan keterbatan mencari data, membuat keinginan yang satu ini belum bisa diwujudkannya.

"Pengen banget sih bikin buku tentang jalur manjat di Indonesia. Tapi, saya enggak punya keahlian menulis, jadi belum tahu kapan keinginan ini bisa terealisasi," tutur Tedi.

Galamedia 20 Maret 2010